Sabtu, 30 Oktober 2010

Selamat Tinggal Sahabat Terbaik Ku..

Terlelap ku dalam tidurku yang nyenyak di iringi dengan mimpi-mimpi yang indah yang menghiasi tidurku dimalam yang gelap gulita. Matahari pun datang pertanda pagi akan segera hadir dengan kecerahan sinar yang tak henti-hentinya memberikan nikmat tersendiri bagi bumi ini. Pagi itu ku masih berada ditempat tidurku namun tiba-tiba HP ku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk ke HP ku. Ku periksa dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, alangkah terkejutnya hatiku melihat isi pesan tersebut. Bagaikan petir disiang bolong perasaan ku rasanya tercabik-cabik. Dia mengatakan ‘’dhe, ku ga bisa lagi ikut dengan kalian. Ku ga suka dibilang begitu, ku merasa tersinggung maaf ya kalo ku kasar.”

Kucoba menelpon ke hpnya dia namun hasilnya sia-sia. Sahabat ku ini bernama Faris dia adalah salah satu teman satu ta’limku di pengajian. Kami selalu berempat yaitu aku Angga, Sandi dan Faris Kuhadapi masalah demi masalah dengan bersama. Tapi hal ini telah kusadari sejak dulu keakraban kami sudah mulai bermasalah semenjak Faris mengkuti majelis-majelis ta’lim yang seharusnya dia tidak ikuti dan saat dia sudah tidak aktif lagi di organisasi yang kami selama ini kami ikuti yang insyaallah itu tidak menyimpang dari ajaran islam. Itu dikarenakan dia sudah dipengaruhi oleh orang-orang diluar sana yang tidak bertanggungjawab. Kucoba membujuk dan mengajaknya kembali untuk bersama-sama lagi tapi dia malah lari dari masalah ini. Seharusnya sesama muslim itu bersaudara jadi kita harus saling mengingatkan satu sama lain bukannya malah menjerumuskan saudara sendiri.

Semenjak saat itu kami tidak pernah bertemu lagi mungkin untuk selama-selamanya. Tapi ku tak akan membiarkan hal itu terjadi karena dia adalah sahabat terbaik ku. Kalaupun ku tak bisa bertemu lagi dengannya tapi ijinkan aku ya Allah untuk mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya.Terima kasih sahabatku atas semua yang telah kau berikan kepadaku ku hanya bisa mengucapkan selamat tinggal semoga kau bahagia dengan jalan yang kau ambil. Ku sebagai sahabat sekaligus saudaramu hanya bisa mendoa’akanmu dari kejauhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar